Urgensi
Pendidikan Bahasa Arab Bagi Pendidik dan Terdidik
I.Pendahuluan
Bahasa adalah
alat terpenting bagi manusia, dilihat dari fungsinya bahasa adalah alat
komunikasi dan penghubung dalam pergaulan manusia sehari-hari, baik individu
dengan individu, individu dengan masyarakat dan masyarakat dengan bangsa
tertentu. Berdasarkan definisi tersebut, kita dapat mengetahui betapa
pentingnya peranan bahasa dalam kehidupan masyarakat.
Di dunia
banyak sekali bahasa yang perkembangannya luas melampaui asal bahasa tersebut.
Salah satunya bahasa arab, dimana bahasa Arab dikenal sebagai bahasa agama
karena kedudukannya sebagai bahasa al-Qur’an dan hadits. Selain sebagai bahasa media
ajaran Islam, bahasa Arab juga telah berjasa dalam menjunjung tinggi sains dan
teknologi, memperkaya khazanah budaya nasional dan media perubahan politik
internasional yang semakin menampakkan peranannya sekarang ini.
Dengan
melihat keistimewaan yang dimiliki bahasa arab sebagai bahasa al-Qur’an, hadits
serta kitab-kitab lainnyamaka orang Islam harus berusaha mempelajarinya dengan
baik. Hal ini perlu dilakukan dalam rangka untuk memahami hukum ajaran agama
Islam yang menjadi pedoman hidupnya. Keutuhan bahasa Arab merupakan bahasa yang
kaya dengan keindahan bahasanya bisa dipertahankan apabila umat Islam mau
mempelajari, memahami, dan mendalami bahasa arab seutuhnya.
Disinilah
pengetahuan akan bahasa Arab memegang peranan yang sangat penting untuk lebih
memahami ajaran-ajaran agama Islam guna ditransfer kebenak masyarakat awam
khususnya ke benak siswa yang kritis.[1] Oleh
karena itu pembelajaran bahasa Arab juga menuntut kecerdasan setiap guru untuk
memahami aspek yang berkaitan dengan hasil pembelajaran, yakni dengan
menciptakan teknik-teknik baru dalam pembelajaran bahasa Arab agar siswa
menjadi lebih aktif, terampil, mampu menguasai dan mahir dalam bahasa Arab.
Adapun tujuan
mempelajari bahasa Arab adalah :
1.Supaya paham dan
mengerti apa yang dibaca dalam salat dan pemahaman yang mendalam
2.Agar memahami makna dan
kandungan al-Qur’an sebagai petunjuk dan pedoman hidup
3.Agar memahami agama
Islam dalam kitab-kitab karangan para ulama’ seperti tafsir, fiqih dan lain
sebagainya
4.Agar mampu
mengaplikasikan bahasa Arab dengan baik dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh sebab
itu, bahasa Arab mutlak harus dikuasai oleh mereka yang ingin mempelajari Islam
secara komprehensif. Begitupun juga seorang guru. Ia harus mempunyai keahlian
dibidang bahasa Arab itu sendiri, terlebih seorang pendidik bahasa Arab. Untuk
lebih jelasnya, akan dibahas didalam pembahasan makalah ini.
II.Rumusan
Masalah
Berdasarkan uraian
diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
- Apa pengertian dari pendidikan bahasa Arab? Apa saja fungsi dan kedudukan istimewa dari bahasa Arab?
- Bagaimana caranya menjadi guru bahasa Arab yang professional? Apa saja teknik metode yang digunakan dalam pengajaran bahasa Arab?
III.Pembahasan
A.Pengertian
Pendidikan Bahasa Arab, Fungsi, dan Kedudukannya
Pendidikan adalah
suatu aktivitas sosial penting yang berfungsi untuk mentransformasikan keadaan
yang lebih baik.[2]
Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai
nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Sedangkan bahasa Arab adalah bahasa tertua
yang masih hidup didunia yang hingga saat ini belum mengalami perubahan.
Bahasa Arab
merupakan bahasa agama Islam dan kaum muslimin sejak kemunculan agama tersebut
di dunia Arab. Bahasa Arab sepanjang 14 abad lamanya merupakan tempat bagi
peradaban Islam di belahan dunia Tmur dan Barat.[3]
Perkembangan
bahasa Arab di dunia islam dan negara-negara yang berpenduduk muslim seperti Indonesia
selama ini, tidak diragukan karena termotivasi oleh kebutuhan kaum muslimin
untuk memahami dan memperdalam agama mereka. Sehingga bahasa Arab di Indonesia
khususnya, diajarkan dan dijadikan sebagai bidang studi pokok di
lembaga-lembaga pendidikan islam, baik formal maupun informal, dan sekolah
dasar hingga perguruan tinggi.
Kedudukan
istimewa yang dimiliki oleh bahasa Arab diantara bahasa-bahasa lain didunia karena
ia berfungsi sebagai bahasa al-Qur’an dan hadits serta kitab-kitab lainnya.
Sementara Abdul Hamid bin Yahya dalam al-Hasymiy berkata : aku mendengar
Syu’bah berkata : Pelajarilah bahasa Arab karena bahasa Arab itu akan menambah
ketajaman daya nalar.[4]
Perguruan
tinggi agama yang tidak mementingkan bahasa Arab itu tidak rasional. Orang yang
menguasai bahasa Arab sangat mudah untuk mengajarkan semua cabang ilmu agama.
Sebaliknya, alumni perguruan tinggi agama yang bahasa arabnya sangat minim,
akan tidajk efektif dalam pelaksanaan tugasnya, sebagai guru agama. Seperti
kata pepatah : “ those who have nothing can give nothing “ yang artinya, mereka
yang tidak punya apa-apa, tidak bisa memberi apa-apa.
Bahasa Arab
sebagai bahasa perhubungan antar umat Islam sebagai bahasa agama yang
diperlukan untuk berhubungan dengan bangsa-bangsa lain di dunia Islam. Juga,
untuk mengambil manfaat yang sebesar-besarnya dari perkembangan ilmu
pengetahuan agama untuk kepentingan pembangunannusa dan bangsa, serta untuk
memungkinkan para siswa sekolah agama,
terutama pada tingkat perguruan tinggi, memanfaatkan buku-buku dan bahan-bahan
kepustakaan lainnya yang tertulis dalam bahasa Arab.
Selain itu, bahasa Arab dibutuhkan pula untuk
kepentingan kepariwisataan.[5] Oleh
karena itu, peserta didik diharapkan memiliki pengetahuan bahasa Arab
sedemikian rupa sehingga ia dapat menguasai bahasa Arab dengan sepenuhnya.
Bahasa Arab
juga merupakan kebutuhan yang amat urgen dan banyak manfaatnya bagi umat islam
disetiap masa dan generasi dan menjadi media untuk mewariskan budaya dan
peradaban Islam kepada generasi penerus. Al fauzan menyebutkan hal-hal mengenai pentingnya pembelajaran
bahasa Arab :
1. Bahasa Arab merupakan
bagian dari agama
2. Pengetahuan tentang
bahasa arab akan menjaga kemudahan dalam hidup
3. Ia merupakan simbol
identitas islam bagi pemeluknya
4. Kejayaan bahasa Arab
akan memebawa kemuliaan Islam dan umatnya
5. Bahasa arab menjadi
perekat paling kuat antara umat Islam
6. Pembelajaran bahasa
Arab merupakan media terpenting dalam rangka melestarikan budaya dan peradaban
Islam[6]
Kesan bahwa
belajar bahasa Arab itu sangat sulit, sukar dan ruwet, sehingga membingungkan
sebenarnya tidak perlu terjadi manakala disajikan secara metodologis. Pada
dasarnya, kemampuan berbahasa Arab adalah merupakan malakah (ketrampilan)
seperti petukang, menjahit, dll. Proses belajar bahasa Arab untuk mencapai
malakah berbahasa Arab adalah :
a. Menghafalkan
ucapan-ucapan orang Arab melalui ungkapan-ungkapan yang berasal dari al-Qur’an,
hadits, dll.
b. Mengucapkan
kalimat-kalimat dengan bahasa Arab untuk menyatakan pikiran-pikiran sesuai
dengan tata bahasa arab yang baku.
c. Memperbanyak hafalan
ungkapan-ungkapan berbahasa Arab dan mengulang-ulang bacaannya secara kuat dan
menancap.
d. Selalu melakukan dialog
/ interaksi dengan orang-orang arab supaya dapat menyesuaikan dengan keadaan
dan perasaan berabahasa.
B.
Menjadi Guru Bahasa Arab yang Profesional
Profesionalisme
berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang pekerjaan yang ingin tahu
akan ditekuni oleh seseorang.[7] Jadi,
professional adalah suatu pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran,
atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan
pendidikan profesi.
Guru
merupakan pendidik dan pengajar yang menyentuh kehidupan pribadi siswa. Guru
sebagai jabatan professional memerlukan keahlian khusus karena sebagai suatu
profesi, guru harus memiliki professional. Adapun syaratnya yaitu termasuk
mampu menguasai bidang yang ditekuninya.[8]
Guru
professional adalah guru yang mengenal tentang dirinya. Yaitu, dirinya adalah
pribadi yang di panggil untuk mendampingi peserta didik dalam belajar. Guru
dituntut mencari tahu terus-menerus bagaimana seharusnya peserta didik itu
belajar. Maka, apabila ada kegagalan peserta didik, guru terpanggil untuk
menemukan penyebabnya dan mencari jalan keluar bersama peserta didik bukan
mendiamkannya atau malahan menyalahkannya.
Seorang guru
professional dituntut dengan sejumlah persyaratan minimal, antara lain:
- Memiliki kualifikasi pendidikan profesi yang memadai
- Memiliki kompetensi keilmuan sesuai dengan bidang yang ditekuninya
- Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dengan anak didiknya
- Mempunyai jiwa kreatif dan produktif
- Mempunyai etos kerja dan komitmen tinggi terhadap profesinya, dan selalu melakukan pengembangan diri secara terus-menerus melalui organisasi profesi, internet, buku, seminar dan semacamnya.[9]
Secara lebih
rinci tujuan pengajaran bahasa Arab adalah : agar sisiwa dapat memahami
al-Qur’an dan hadits sebagai sumber hukum dan ajaran Islam, dapat memahami dan
mengerti buku-buku agama dan kebudayaan yang ditulis dalam bahasa Arab, supaya
pandai berbicara dan mengarang dalam bahasa Arab, digunakan sebagai alat
pembantu keahlian lain, untuk membina ahli bahasa Arab, yakni benar-benar opicsional.
Menjadi
seorang pendidik (guru) pendidikan bahasa Arab harus mempunyai kemampuan dan
keahlian dalam menguasai bahasa Arab. Ia harus mengetahui beberapa hal yang harus
ia perhatikan yaitu masalah metode apa yang ia ajarkan dan yang cocok untuk
muridnya.
Ada banyak metode khusus
pengajaran bahasa Arab yang dirumuskan para ahli dengan berbagai model dan
uraiannya. Abu Bakar Muhammad menyebutkan enam macam metode pengajaran bahasa
Arab, yaitu:
a) Metode
al Mutala’ah (memahami) adalah cara menyajikan pelajaran bahasa Arab melalui
membaca bait dengan bersuara maupun membaca dalam hati, sesuai dengan
tanda-tanda baca, tebal tipisnya bacaan dan lain sebagainya.
b) Metode
al Imla’ (dikte) adalah metode pengajaran bahasa Arab dengan dikte atau menulis
materi pelajaran yang dibacakan oleh guru, dan bisa juga guru menulis dipapan
tulis pada buku tulisnya.
c) Metode
al Muhadasah (bercakap-cakap) adalah cara menyajikan bahan pelajaran bahasa
Arab melalui percakapan, baik antara guru dengan muridnya , murid dengan murid,
smabil memperkaya perbendaharaan kosa kata yang semakin banyak.
d) Metode
al Insya’ (menyusun kalimat) adalah cara menyajikan bahan pelajaran dengan
menyuruh siswa mengarang dalam bahasa Arab, untuk mengungkapkan perasaan,
pikiran dan pengalaman yang dimilikinya.
e) Metode
al Mahfuzat (menghafal kata-kata) adalah cara menyajikan materi pelajaran
bahasa Arab dengan jalan menyuruh siswa untuk menghafalkan kalimat-kalimat
syair, cerita, kata-kata hikmah.
f) Metode
al Qowaid (tata bahasa) adalah cara belajar yang menitik beratkan dan
mengutamakan materi tata bahasa (nahw-sorof) daripada yang lain.[10]
Uraian
tentang metode pengajaran bahasa Arab diatas, dapat kita pahami bahwa
masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangannya. Oleh karena itu,
sebaiknya dalam pemilihan metode, seorang guru harus memperhatikan perkembangan
murid dalam mempelajari bahasa Arab.
Penggunaan
bahasa dalam pengembangan bahan ajar berkaitan dengan pemilihan ragam bahasa,
pemilihan kata, penggunaan kalimat
efektif dan penyusunan paragraph yang bermakna. Bahasa Arab yang digunakan
dalam bahan ajar adalah Bahasa Arab Fusha atau bahasa komunikatif yang lugas
dan luwes.
Hal ini
dikarenakan bahan ajar yang baik seharusnya mampu mendorong dan memotivasi
siswa untuk membaca, mengerjakan tugas-tugas, serta dapat menimbulkan rasa
ingin tahu siswa untuk melakukan ekplorasi lebih lanjut tentang topik yang
dipelajarinya.[11]
Secara lebih
praktis pembelajaran bahasa Arab, prosesnya menurut Azhar Arsyad adalah sebagai
berikut :
1. Persiapan. Seorang
guru harus mempersiapkan materi opic bahasan, tujuan yang hendak dicapai dan
teknik serta taktik yang akan diterapkan untuk mencapai tujuan pembelajaran
2. Berbahasa Arab di
kelas
3. Tidak pindah bahasan
sebelum siswa betul-betul mantap
4. Jadikan buku sebagai
media untuk mempermudah tugas guru. Oleh seab itu, semua instruksi harus
berasal dari guru
5. Berikan banyak
tamrinat (latihan)
6. Melatih siswa bertanya
dengan bahasa arab. Seperti kata tanya istifham
7. Berikan semangat agar
mereka memiliki keberanian berbicara, menulis, mendengarkan, membaca dengan
bahasa Arab
8. Ciptakan suasana yang menyenangkan agar siswa
tidak bosan dengan pelajaran bahasa Arab.[12]
Ada beberapa faktor yang
dapat menunjang keberhasilan proses pembelajaran bahasa Arab yaitu :
- Fasilitas fisik yang meliputi ruang kelas yang memadai, ruang tata usaha, ruang pengajar dan perpustakaan
- Teks book yang sesuai dengan tujuan dan metode pengajaran yang telah direncanakan
- Guru / pengajar yang berkualitas, yakni mereka yang telah lulus program latihan, penataran / pendidikan khusus bahasa Arab
- Tujuan yang jelas dalam program pembelajaran harus digariskan secara tegas, dan dapat dipahami oleh semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pengajaran bahasa Arab
- Lingkungan yang menyenangkan baik berupa lingkungan pergaulan sikap mental masyarakat sekitar dan lingkungan tempat / fisik yang nyaman
- Manajemen penyelenggaraan yang professional (yang berupa pembagian tugas dan jadwal pembelajaran yang terkoordinasi secara baik).
IV.
Kesimpulan
Bahasa Arab
sebagai bahasa perhubungan antar umat Islam sebagai bahasa agama yang
diperlukan untuk berhubungan dengan bangsa-bangsa lain di dunia Islam. Orang
yang menguasai bahasa Arab sangat mudah untuk mengajarkan semua cabang ilmu
agama. Sebaliknya, alumni perguruan tinggi agama yang bahasa arabnya sangat
minim, akan tidajk efektif dalam pelaksanaan tugasnya, sebagai guru agama.
Seperti kata pepatah : “ those who have nothing can give nothing “ yang
artinya, mereka yang tidak punya apa-apa, tidak bisa memberi apa-apa.
Untuk menjadi
guru bahasa Arab yang professional, maka dibutuhkan penguasaan materi bahasa
Arab. Ia harus mengetahui beberapa hal yang harus ia perhatikan yaitu masalah
metode apa yang ia ajarkan dan yang cocok untuk muridnya.
V.
Daftar Pustaka
Arsyad, Azhar. 2003. Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung. Yrama Widya.
Hamid, Abdul, dkk. 2008. Pembelajaran Bahasa Arab Pendekatan, Metode,
Strategi, dan Media. Yogyakarta. Sukses
Offset.
Kunandar. 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru.
Jakarta. Raja
Grafindo Persada.
Mufid, Fathul. 2010. Materi dan Pembelajaran
Bahasa Arab di Mts / MA. Kudus. Nora Media Enterprise.
Mutholib, Abdul. 2009. Pengembangan
Kurikulum Bahasa Arab (teori dan praktik). Kudus. STAIN.
Priatna, Tedi. 2004. Reaktualisasi Paradigma Pendidikan Islam.
Bandung. Pustaka
Bani Quraisy.
[2] Tedi Priatna, Reaktualisasi Paradigma Pendidikan Islam,
Pustaka Bani Quraisy, Bandung,
2004, hlm.25
[3] Abdul Mutholib, Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab (teori
dan praktik), STAIN, Kudus, 2009, hlm. 1
[4] Azhar Arsyad, Bahasa Arab & Metode Pengajarannya, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta, 2003, hlm 7
[5] Abdul Hamid, dkk,
Pembelajaran Bahasa Arab Pendekatan, Metode, Strategi, Materi dan Media, Sukses
Offset, Yogyakarta, 2008, hlm. 156
[6] Fathul Mufid, Materi dan Pembelajaran Bahasa Arab di Mts /
MA, Nora Media Enterprise, Kudus, 2010, hlm. 19
[7] Kunandar, Guru Profesional Implementasi kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru,PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2007, hlm. 45
[8] Daryanto, Belajar dan Mengajar, Yrama Widya, Bandung, 2010, hlm. 203
[9] Ibid, hlm. 46
[10] Fathul Mufid, Materi dan Pembelajaran Bahasa Arab di Mts /
MA, Nora Media Enterprise, Kudus, 2010, hlm.35-36
[11] Abdul Hamid dkk, Pembelajaran Bahasa Arab Pendekatan, Metode,
Strategi, dan Media, Sukses Offset, Yogyakarta, 2008, hlm. 107
[12] Fathul Mufid, Materi dan
Pembelajaran Bahasa Arab di Mts / MA, Nora Media Enterprise, Kudus, 2010 hlm.
20-22
Tidak ada komentar:
Posting Komentar