Rabu, 29 Mei 2013

upaya meningkatkan berbahasa indonesia di SD


UPAYA MENINGKATKAN BERBAHASA INDONESIA DI LINGKUNGAN SEKOLAH DASAR
Oleh : Siti Maria Ulfah / 111517-B


A. Pendahuluan
Kedudukan Bahasa Indonesia kini semakin mantap sebagai wahana komunikasi, baik dalam hubungan sosial maupun hubungan formal. Pemakaian Bahasa Indonesia sejak tingkat Sekolah Dasar sampai tingkat Perguruan Tinggi menunjukkan kemantapan bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional. Kita belum dapat mempergunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam upaya meningkatkan mutu manusia Indonesia sebagai bekal hidup sekarang dan masa yang akan datang.
 Tujuan pendidikan bahasa Indonesia merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari tujuan pendidikan. Bahasa nasional merupakan alat utama dan pertama untuk membangun arus pemikiran yang jelas dan teliti. Jadi bahasa Indonesia tidak semata-mata alat komunikasi, tapi juga alat pokok fundamental dalam proses pendidikan khususnya di Sekolah Dasar.
Secara implisit tujuan bahasa Indonesia adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan, sikap dan motivasi penggunaan bahasa dalam masyarakat. Kenyataan di sekolah-sekolah banyak guru-guru yang menjumpai siswa-siswinya yang tidak mau memakai bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahkan ada siswa yang malu menggunakan bahasa Indonesia karena ditertawakan teman-temannya.
B. Pembahasan
1) Hubungan Pembinaan dan Pengembangan
Pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia tidak dapat dipisahkan, keduanya memiliki hubungan saling mengisi dan merupakan proses yang berjalan sejajar. Tapi dalam kenyataannya penggunaan bahasa Indonesia ini tidak sejalan, untuk itulah penulis mencoba merumuskan adanya perbedaan sasaran, pada pembahasan selanjutnya ke dalam 3 masalah sebagai berikut :
1.      komponen-komponen yang berperan dalam pembinaan bahasa Indonesia di Sekolah Dasar.
2.      faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengajaran bahasa Indonesia adalah tujuan, siswa, lingkungan (yang meliputi keluarga, sekolah dan masyarakat).
3.      sarana (kurikulum, guru, metode, alat pengajaran dan evaluasi).
2) Tujuan Pengajaran
Tujuan pengajaran pada dasarnya merupakan harapan, yakni apa yang diharapkan dari siswa sebagai hasil belajar. Robert F Meager memberi batasan yang lebih jelas tentang tujuan pengajaran, yaitu maksud yang dikomunikasikan melalui pernyataan yang menggambarkan tentang perubahan yang diharapkan dari siswa.[1] Jadi tujuan pengajaran harus dapat memberi gambaran secara jelas tentang bentuk perilaku yang diharapkan dimiliki.
Tujuan pengajaran harus mencakup tiga aspek yaitu : pemahaman, keterampilan dan sikap.[2] Secara operasional rumusan tujuan harus dapat dievaluasi sehingga dapat diketahui tujuan berhasil atau tidak. Murid adalah sebagai objek didik yang harus diperhatikan, karena bagi murid yang harus pandai berbahasa Indonesia akan mempengaruhi strategi pembelajaran di kelas. Bagi murid yang sudah mahir berbahasa Indonesia maka guru akan lebih mudah dalam menyampaikan materi pelajaran dan cepat dapat dipahami murid. Lingkungan maksudnya, lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat sangat mempengaruhi bagi siswa.
3) Sarana
Sarana untuk proses pembelajaran yang menunjang keberhasilan suatu pembinaan pembelajaran adalah:
a. Kurikulum
Kurikulum adalah program belajar yang berisikan hasil belajar belajar yang
 diniati (diharapkan dimiliki siswa) dibawah tanggung jawab sekolah, untuk mencapai tujuan pendidikan.[3]
b. Guru
Seorang guru mempunyai fungsi yaitu memberi perangsang atau motivasi agar mau melakukan kegiatan belajar, mengarahkan seluruh kegiatan belajar kepada suatu tujuan tertentu, memberikan dorongan agar siswa mau melakukan seluruh kegiatan yang mampu dilakukan untuk mencapai tujuan.
c. Metode mengajar
Metode mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pembelajaran.[4] Oleh karena itu peranan metode mengajar sebagai alat untuk menciptakan tumbuh berbagai kegiatan belajar anak didik dengan kegiatan mengajar guru.
d. Alat peraga dalam pengajaran
Alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses pembelajaran yang efektif. Dalam pencapaian tujuan pembelajaran, peranan alat bantu atau alat peraga memegang peranan penting sebab dengan adanya alat peraga ini bahan dapat dengan mudah dipahami oleh anak didik.[5]
e. Evaluasi
Evaluasi berfungsi untuk mengukur keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Yang penting dalam evaluasi bukan hanya untuk menentukan angka keberhasilan. Namun sebagai catu balik (feed back) bagi guru.
Semua komponen sarana pengajaran tersebut harus benar-benar menunjang pelaksanaan pembelajaran. Setelah komponen-komponen pengajaran itu diketahui barulah ditentukan strategi pelaksanaan pengajaran yang tepat.
Menurut Harimukti Kridalaksana pengajaran bahasa Indonesia yang akan mengajarkan anak terampil dan mahir dalam berbahasa Indonesia yang harus diartikan sebagai berikut:[6]
  • Mengenalkan ciri-ciri berbagai bahasa Indonesia baku maupun tidak baku.
  • Mengenalkan fungsi berbagai variasi bahasa Indonesia sehingga pengajaran bahasa Indonesia lebih relevan untuk anak didik.
  • Mengajar menggunakan bahasa Indonesia yang tepat untuk anak didik.
Sedangkan faktor-faktor yang menunjang keberhasilan Sekolah Dasar, komponen-komponen yang mempengaruhi keberhasilan pembinaan bahasa Indonesia di Sekolah Dasar adalah :
a). Proses pembinaan
Seorang guru harus mempunyai metode mengajar yang akan digunakan saat proses pembelajaran berlangsung agar anak didik mudah memahami apa yang diterangkan oleh gurunya. Metode mengajar dapat ditetapkan oleh guru dengan memperhatikan tujuan dan bahan. Proses pembelajaran yang baik, hendaknya mempergunakan berbagai jenis metode mengajar secara bergantian atau saling bahu-membahu satu sama lain. Masing-masing metode ada kelemahan serta keuntungannya.
b). Evaluasi pembinaan
Evaluasi atau penilaian merupakan salah satu komponen sistem pengajaran yang berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang dirumuskan dalam pembelajaran dapat tercapai atau tidak. Pada umumnya ada tiga sasaran pokok penilaian, yaitu: dari segi tingkah laku, segi isi pendidikan, dan dari segi yang menyangkut proses pembelajaran itu sendiri.[7]
Ketiga sasaran pokok diatas harus dievaluasi secara menyeluruh, artinya jangan hanya menilai segi penguasaan materi semata-mata, tetapi juga harus menilai segi perubahan tingkah laku dan proses pembelajaran itu sendiri secara adil.
c). Perangkat pembinaan
Penggunaan alat yang tepat dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang tepat, dapat membantu memperlancar proses pencapaian tujuan. Dalam menggunakan alat peraga hendaknya guru memperhatikan sejumlah prinsip tertentu agar penggunaan alat peraga tersebut dapat mencapai hasil yang baik. Guru harus menentukan jenis alat peraga dengan tepat, artinya sebaiknya guru memilih terlebih dahulu alat peraga manakah yang sesuai dengna tujuan dan bahan pelajaran bahasa Indonesia yang hendak diajarkan.
Usaha-usaha yang dapat ditempuh dalam mengatasi masalah proses pembinaan bahasa Indonesia di Sekolah dasar adalah sebagai berikut :[8]
1. Peranan guru bahasa Indonesia dalam pembinaan bahasa Indonesia. Contohnya pengajaran bahasa Indonesia guru dapat membimbing anak untuk selalu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Disini guru harus kreatif dalam menampilkan materi-materi ajarannya, sehingga anak tidak bosan, khususnya dalam pelajaran bahasa Indonesia, guru harus bisa mengembangkan keempat aspek kebahasaan (mendengar, membaca, menulis, berbicara).
2. Pembinaan bahasa Indonesia dalam pengajaran di sekolah tidak hanya dalam Pelajaran bahsa Indonesia saja yang dapat melakukan pembinaan berbahasa Indonesia, tapi juga dapat dilakukan di semua mata pelajaran baik dalam kelas maupun di lingkungan sekolah. Semua peserta didik, pengajar maupun pegawainya diharuskan untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bila anak didik telah pandai berbahasa Indonesia yang baik dan benar maka proses belajar mengajar di sekolah akan lebih lancar dan materi-materi pelajaran akan mudah dipahami anak dan tujuan pembelajaran akan dicapai dengan optimal.
3. Menghilangkan rasa malu untuk selalu berbahasa Indonesia, dengan catatan tidak meninggalkan bahasa daerah setempat.
4. Menumbuhkan rasa cinta tanah air, yaitu dengan menggunakan bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
C. Kesimpulan
Proses pembinaan bahasa Indonesia di Sekolah Dasar bukanlah suatu hal yang mudah, tetapi merupakan suatu masalah yang kita benahi khusus bagi guru-guru dan masyarakat pada umumnya. Ada beberapa komponen yang berperan dalam proses pembinaan bahasa Indonesia di lingkungan sekolah antara lain: tujuan, murid, lingkungan (meliputi : lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat) dan sarana (meliputi : kurikulum, guru, metode, alat pembelajaran dan evaluasi).
Dalam proses pembinaan bahasa Indonesia di lingkungan sekolah, kita harus tahu faktor-faktor penunjang keberhasilan pembinaan bahasa Indonesia di lingkungan Sekolah Dasar, seperti siswa yang dibina, proses pembinaan, hasil pembinaan, keadaan siswa yang akan dibina baik latar belakang maupun sosial ekonominya. 
Usaha-usaha yang dapat ditempuh untuk mengatasi proses pembinaan bahasa Indonesia di lingkungan Sekolah Dasar adalah :
Ø  Pembinaan bahasa Indonesia dalam pelajaran Bahasa Indonesia
Ø  Pembinaan bahasa Indonesia pada mata pelajaran lainnya
Ø  Membiasakan atau membudayakan berbahasa Indonesia di lingkungan sekolah
Ø  Menumbuhkan rasa cinta tanah air dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar

DAFTAR PUSTAKA
1. Ali, Moch, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru, Bandung, 1984
2. Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru, Bandung, 1989
3. http// upaya-upaya pembinaan bahasa Indonesia di sekolah dasar/com/
4. http:// id.answer.yahoo.com/ question/ index.
5. http:// cara pembelajaran disekolah dasar.upaya-upaya//com.



[1] Moch. Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru, Bandung, 1984, hlm.21
[2] http:// cara pembelajaran disekolah dasar.upaya-upaya//com.
[3] Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru, Bandung, 1989, hlm. 3
[4] Ibid, hlm. 76
[5] Ibid, hlm.99
[6] http:// id.answer.yahoo.com/ question/ index.
[7] Moch. Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru, Bandung, 1984, hlm.65
[8] http// upaya-upaya pembinaan bahasa Indonesia di sekolah dasar/com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar